Kita hendak memasuki bulan Ramadlan. Kita memiliki kesempatan untuk mendapatkan berbagai fadhilah. Pintu ampunan Allah terbuka lebar di bulan ini. Imbalan yang berlipat-lipat dari ibadah yang kita lakukan telah dijanjikan. Ramadlan pulalah yang membekali perjalanan hidup kita selama satu tahun dengan gemblengan jiwa berupa kemampuan mengendalikan hasrat dan nafsu kita. Marhaban ya Ramadlan, marhaban ya syahrulrahmah, marhaban ya syahrulmaghfirah, marhaban ya syahru itqin minannar.
Pada suatu hari setelah Ma’rakatu Badr, sebuah perang besar untuk mempertahankan diri dari serangan koalisi antara para penguasa politik dan kaum konglomerat Quraisy, Nabi bersabda kepada para sahabatnya, “kita baru saja menyelesaikan jihad kecil dan kita sedang menuju jihad yang lebih besar”. Sahabat bertanya, ”jihad apa itu Rasulullah?” Nabi menjawab, “jihad melawan hawa nafsu”. Hadits ini menjelaskan kepada kita bahwa jihad melawan hawa nafsu ternyata lebih besar dari pada jihad pertempuran melawan kesewenang-wenangan kafir Quraisy. Sebab, hawa nafsu (vested interst) merupakan sumber dari berbagai masalah kemanusiaan. Jika kekufuran adalah batang, kemungkaran adalah dahan dan kemaksiatan menjadi rantingnya, maka hawa nafsu adalah akarnya. Jika akar telah dicabut, maka seluruh pohon kekufuran akan mati dengan sendirinya.
Oleh karena itu, Allah Swt telah menyediakan berbagai piranti dan wahana untuk mengendalikan nafsu. Allah telah menganugerahi kepada kita akal penalaran dan tuntunan wahyu untuk mengetahui mana halal, mana haram, mana baik mana buruk, mana pantas, mana tidak pantas, mana indah dan mana yang tidak indah. Syariat Allah telah menyediakan landasan etik dan juga estetik bagi kehidupan manusia. Melalui syariat Allah inilah kita ummat muslim dituntut untuk mengendalikan keinginan dan nafsu kita agar senantiasa melakukan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang. Ittiba’u awamirihi wa ijtinabu nawahihi.
Mengendalikan nafsu memang sangatlah berat. Oleh karena itu, diperlukan ajaran khusus untuk menopang daya tahan manusia untuk melawan gempuran nafsu yang terus-menerus. Di samping Allah memerintahkan kita untuk berdzikir, mengingat kepada Allah di manapun berada, kita juga diperintahkan untuk berpuasa. Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa merupakan latihan (exercise/al-riyadlah) untuk mengendalikan hawa nafsu. Latihan ini penting karena hawa nafsu menyertai kita sepanjang hidup. Ia merupakan ancaman bagi kita sepanjang masa.
Nafsu adalah sumber dari segala problem kemanusiaan. Segala proses dehumanisasi selalu saja berawal dari ketidakmampuan manusia mengendalikan verted interestnya. Akhir-akhir ini kita menemukan berbagai krisis. Baik alam lingkungan kita maupun pengingkaran akan harkat kemanusiaan. Di jaman yang kita sebut beradab ini, kita masih saja menemukan berbagai eksploitasi. Hutan gundul meranggas, laut dan sungai tercemar, tanah dan air terkontaminasi zat beracun, hatta ozon pelindung di ujung langit pun kita gerogoti setiap hari. Di masa ilmu pengetahuan manusia semakin tinggi, kita disuguhi dengan perang, pembantaian, kekerasan, pelanggaran HAM, penindasan, eksploitasi kaum lemah oleh kalangan yang lebih kuat, kemiskinan karena distribusi ekonomi yang tidak merata, serta perusakan mental dan akhlaq generasi kita, baik lewat narkoba, pornografi, perjudian, pelacuran dan tindak maksiat lainnya.
Ini semua bersumber dari kerakusan dan ketamakan manusia. Rakus terhadap harta dan kemewahan, tamak kepada kekuasaan, tak pernah puas terhadap kehormatan dan status sosial, dan selalu haus akan kepentingan diri sendiri. Ketamakan dan kerakusan ini lambat laun berkembang menjadi berhala yang menjerat dan menindas kita. Kita menjadi manusia yang terbelenggu oleh nafsu meraih kemegahan hidup. Kita lalu menjadi manusia yang tertindas oleh hasrat untuk menguasai segalanya sekaligus kita menjadi penindas terhadap orang lain.
Jika sudah demikian, maka kemanusiaan kita akan semakin tipis. Kita semakin dekat dengan sifat-sifat syaithoniyah. Sebagai manusia, kita tidak menghargai hak dan martabat manusia lain. Sebagai kelompok kita akan menegasikan kelompok lain. Sebagai penguasa kita akan menindas yang dikuasai, sebagai orang kaya kita akan mengeksploitasi orang miskin. Karena terpenjara oleh ambisi, kita akan kehilangan akal budi dan hati nurani. Jika kita orang pintar kita akan gemar memanipulasi kebenaran. Jika kita pejabat kita akan mudah melakukan korupsi dan penyalahgunaaan wewenang untuk kepentingan sendiri. Jika kita politisi kita akan dengan mudah melakukan manuver apa saja, tak perduli rakyat bernasib semakin sial.
Inilah daya rusak nafsu yang dipertuhankan. Nafsu yang tidak terkendali. Nafsu yang tidak diletakkan dalam rel ajaran agama. Oleh karena itu, puasa disyariatkan Allah sebagai mekanisme ruhaniah untuk melatih manusia membebaskan dirinya dari ketertindasan oleh nafsu dan membebaskan manusia pada umumnya dari berbagai ketertindasan yang disebabkan oleh keanggkara murkaan nafsu manusia.
Demikianlah, sehingga nilai puasa kita sangat ditentukan oleh sejauh mana kita bisa berpuasa yakni menahan diri dari segala rayuan nafsu. Tidak hanya nafsu makan, minum dan nafsu seksual, tetapi juga nafsu menguasai yang bukan haknya, nafsu mengalahkan orang lain, nafsu menyakiti sesama manusia, nafsu menindas kaum lemah dan nafsu melakukan segala yang dilarang oleh Allah. Puasa bukan hanya menahan lapar dan haus tetapi juga menahan diri dari segala kemungkaran. Sabda Nabi “man min shaimin laisa lahu min shaumihi illa al-ju’ wa al-athasy”.
Semoga kita menjadi hamba yang berhasil memperoleh tingkat tertinggi ibadah puasa kita. Amin.
Digores oleh :
M.Imdadun Rahmat
17 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
7 komentar:
salam sobat
saya nonton TV nich sebelum nulis komentar,,ha,,ha keren.
dengan puasa kita di bulan ramadhan, kita menahan hawa nafsu yang paling dirasakan berat.
semoga nanti lancar dan memperoleh tingkat tertinggi ibadah puasa kita,,ammiiinnn.
puasa memang salah satu bentuk kasih sayang Allah yang diwajibkan kepada umat-Nya agar lebih dekat lagi dengan-Nya
Semoga Ramadhan yang penuh berkah, hikmah dan hidayah, untuk 11 bulan kedepan lebih baik, amiiiin.
Artikel yang menyejukkan....
Salam silaturahim
Semoga puasaku ditahun ini lebih baik
Amiin
Fauzan NR [ fhom.blogspot.com ]
ada award nih sahabat ambil ya
Marhaban ya ramadhan...
moga pelaksanaannya lebih baik dari ramadhan sebelumnya. amiinnnn.
selamat menunaikan ibadah puasa buat semua teman2.
sekedar pengumuman saja...
awardny barusan kepasang...
Fauzan NR [ fhom.blogspot.com ]
Posting Komentar